Hutan Kebakaran, Celana Israel Melorot


Israel punya pesawat-pesawat canggih, tapi tidak punya pesawat pemadam api

Hidayatullah.com--Kebakaran besar di hutan Israel dekat kota Haifa Jumat (3/12) ini memasuki hari kedua. Bantuan internasional berbondong-bondong datang, membuktikan Israel tak mampu mengatasi bencana tersebut sendirian.

"Kebakarannya sangat besar, angin bertiup kencang sehingga sulit mencapai pegunungan dan lembah," kata Yoram Levi, seorang jurubicara dari satuan pemadam kebakaran Israel.

Sekitar 100 petugas pemadam kebakaran (damkar) asal Bulgaria telah datang ke lokasi bersama dengan pesawat-pesawat pemadam api serta kru dari Yunani dan Inggris. Bantuan dari AS, Rusia, Mesir Siprus, Yordania, Spanyol, Azerbaijan, Rumania dan Turki--yang sejenak mengesampingkan masalahnya dengan Israel terkait insiden berdarah Freedom Flotilla akhir Mei lalu--sedang dalam perjalanan.

Pesawat-pesawat Eropa menjatuhkan berton-ton air ke pepohonan hutan yang terbakar.

"Kami tidak punya pesawat besar yang bisa membawa air dalam jumlah banyak. Tidak cukup untuk mengatasi sebuah kebakaran besar," ungkap Yoram Levi.

Menlu Israel Avigdor Lieberman kepada Radio Israel mengatakan bahwa mereka mengharap seluruh bantuan internasional tiba pada Jumat sore sehingga api bisa dipadamkan sebelum Sabtu malam.

Menteri Pertahanan Ehud Barak memerintahkan militer Israel mengerahkan prajurit dan perlengkapannya, termasuk helikopter, buldoser dan tenaga medis.

Kabinet pemerintahan Israel berembuk membicarakan masalah kebakaran terbesar sepanjang sejarah negara Zionis itu.

"Kami harus mengakui bahwa pasukan pemadam kebakaran kami tidak mampu mengatasi sebuah kebakaran hutan yang diperparah dengan angin kuat semacam itu. Kami tidak punya alat untuk mengatasinya," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memohon bantuan internasional.

Kepanikan dan ketidakmampuan Israel mengatasi sebuah kebakaran hutan di negaranya sendiri kontan menimbulkan kritikan dari beberapa pihak di dalam negeri.

Aluf Ben, seorang kolumnis di harian Haaretz menulis, ketidakmampuan Israel mengendalikan kebakaran membuktikan bahwa negara itu tidak mampu menghadapi serangan besar, misalnya dari Iran. Dia membandingkan kebakaran itu dengan kegagalan Israel ditahun 1973, ketika Israel kedapatan tidak bersiaga saat Mesir dan Suriah melancarkan serangan militer tiba-tiba.

Kolumnis di Maariv, Ben Caspit, membuat sindiran yang cukup pedas. Israel adalah sebuah negara yang melancarkan serangan-serangan militer mengerikan, memimpin dunia dalam bidang teknologi tinggi dan kekuatan ekonominya tidak terkoyak-koyak krisis global. Tapi ironisnya, Israel juga merupakan negara "yang truk pemadam kebakarannya ketinggalan seabad, negara yang ketika terperangkap berhadapan dengan api, celananya melorot."

Menurut Levi, negaranya hanya punya 1.400 anggota pemadam kebakaran, angka yang jauh di bawah rata-rata dunia. Bertahun-tahun pasukan pemadam kebakaran mereka dianaktirikan, kurang mendapatkan dana.

Sampai saat berita ini diturunkan (3/12), AP mencatat 41 orang sudah tewas, 2 orang polisi dan 2 orang petugas damkar dilaporkan hilang. Menurut Jurubicara polisi Mickey Rosenfeld, 16 orang masih dirawat di rumah sakit,  termasuk Kepala Polisi Haifa Ahuva Tomer, yang sempat diwawancarai televisi sebelum akhirnya tersambar api. Polisi mengevakuasi sebuah universitas, tiga penjara dan sebuah rumah sakit.

Sekitar 15.000 orang dievakuasi dari rumah-rumah mereka dan 30% dari luas hutan telah dilalap api sejak Kamis kemarin.

Hutan Karmel adalah salah satu hutan terbesar dari sedikit hutan yang dikuasai Israel. Hutan tersebut terdiri dari tumbuhan alami dan tanaman-tanaman yang segaja ditumbuhkan di sana. Hutan itu juga menjadi lokasi populer untuk kemah dan piknik.

Belum jelas apakah kebakaran terjadi karena kecelakaan atau disengaja. Para penyelidik mengatakan, api mulai berkobar sejak Kamis tengah hari di sebuah tempat pembuangan sampah di desa Ussfiya kawasan Druse, suhu udara yang sangat panas dan kondisi yang kering berangin mempercepat api tersebar ke arah Laut Mediterania.
Foto: Sekelompok pria Yahudi Ortodoks hanya memandang dari kejauhan, saat petugas pemadam kebakaran dari berbagai negara berjibaku melawan api (Reuters).

Artikel Terkait by Categories



Widget by Uda3's Blog
Bagikan

Sorotan

tinggalin jejak kalian