Sudah benarkah wudhu kita?

Ikhwanifillah semoga Alloh memberikan rahmatnya kepada kita semuanya…
Pada pembahasan kali ini sengaja kami mengangkat tentang permasalahan wudhu, karena ada sebagian dari kita atau kaum muslimin tidak mengetahui bagaimana tata cara wudhu Rasululloh Shallallohu’alahi wa Sallam yang sebenarnya.
Anda bisa melihat jikalau anda sholat di suatu masjid, di saat kita berwudhu bersama dengan kaum muslimin lainnya, maka kita akan dapat melihat cara wudhu dari sebagian kaum muslimin yang keliru atau tidak sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasululloh Shallallohu’alahi wa Sallam.apakah wudhu anda "hanya kebiasaan" dari kecil atau ajaran dari orang tua? adakah wudhu yg anda lakukan selama ini ada dalilnya dari alquran & hadits?
Permasalahan ini mungkin terlihat sepele akan tetapi sesungguhnya ini adalah permasalahan yang besar, akan tetapi bukan di sini tempatnya kita membahas permasalahan ini secara rinci.
Mudah-mudahan pembahasan yang ringkas ini sudah mencukupi bagi kita untuk mengetahui tata cara Rasululloh Shallallohu’alahi wa Sallam dalam berwudhu.
Definisi Wudhu
Secara bahasa
Kata dengan dhammah bermakna ‘pekerjaan berwudhu’, sedang dengan fathah bermakna ‘air yang dipakai untuk berwudhu’.
Secara Istilah
Sedangkan menurut istilah, bermakna ‘penggunaan air yang suci untuk menyiram anggota tubuh tertentu yang telah dijelaskan oleh Syariat dengan niat ibadah’.
Dalil-dalil Tentang Kewajiban Wudhu
Dalil dari al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (Al-Maidah, 5:6)
Dalil dari As-Sunnah
“Tidak diterima solat salah seorang dari kalian jika berhadats sampai dia berwudhu.“ (Hadits riwayat al-Bukhariy dan Muslim dari hadits Abu Hurairah).
Keutamaan Wudhu
Dijelaskan dalam beberapa hadits tentang keutamaan berwudhu, akan kami kutipkan dua hadits saja tentang keutamaannya insyaAlloh.
Hadits pertama:
Dari Abu Hurairah rhadiallohu’anhu ia berkata: telah bersabda Rasululloh Shallallohu’alahi wa Sallam:
“Inginkah kalian aku tunjukan sesuatu yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?” “Mau, wahai Rasululah!”, jawab mereka. Beliau pun berkata, “Yiatu kalian menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang sulit, dan memperbanyak langkah ke masjid, serta menanti solat setelah solat, maka itulah ribath, maka itulah ribath, maka itulah ribath.” (Riwayat Muslim).
Hadits kedua
Dari Abu Hurairah rhadiallohu’anhu ia berkata: telah bersabda Rasululloh Shallallohu’alahi wa Sallam:
Apabila seorang hamba muslim (mukmin) berwudhu’, lalu ia mencuci wajahnya maka akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang ia pernah melihat (yang haram) dengan matanya bersama dengan air atau tetesan air yang terakhir. Bila ia mencuci kedua tangannya bersamaan dengan air atau tetesan air yang terakhir. Dan apabila ia mencuci kedua kakinya, maka akan keluar dosa-dosa yang dilakukan oleh kedua kakinya bersamaan dengan air atau bersamaan dengan tetesan air yang terakhir, sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa. (Riwayat Muslim)
Tata Cara Wudhu Rasululloh Shallallohu’alahi wa Sallam:
Pertama: Niat
“Sesungguhnya amalan-amalan itu dengan niat.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Kedua: Membaca Basmalah
“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak membaca nama Allah atasnya.” (Riwayat Ibnu Majah ,at-Tirmidzi dan Abu Dawud, dan disahihkan oleh al Albany dalam Shahih al-Jami’ (7444)).
Ketiga: Mencuci Kedua Telapak Tangan
Setelah membaca basmalah, disyariatkan untuk mencuci kedua telapak tangan, sebagaimana disebutkan dalam hadits Hamran, beliau berkata bahwa Utsman meminta air wudhu, lalu mencuci kedua telapak tangannya tiga kali kemudian berkata,:
“Aku melihat Rasulullah e berwudhu seperti wudhuku ini.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Keempat: Berkumur dan Memasukkan Air ke dalam Hidung

Setelah mencuci telapak tangan, maka berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung sebagaimana disebutkan dalam hadits Amr bin Yahya, beliau berkata,
“Lalu (Rasulullah ) berkumur dan memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya dari tiga ghurof (tiga ukuran caukan telapak tangan).”
Imam an-Nawawi berkata dalam Syarh Shahih Muslim, “Dalam hadits ini terdapat penunjukan yang jelas untuk mazhab (as-Sayafi’i) yang sahih dan terpilih bahwa yang disunnahkan dalam berkumur dan memasukkan air ke hidung adalah dengan tiga ghurof yang dipakai berkumur dan memasukkannya ke dalam hidung dari setiap satu darinya.”
Berkumur dan memasukkan air ke hidung dilakukan dengan satu ghurfah (satu caukan tangan) secara bersamaan, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abdullah bin Zaid ketika ditanya tentang wudhu Rasulullah, kemudian dia mempraktikkannya dan disampaikan bahwa dia:
“Berkumur dan memasukkan air ke hidung dari satu telapak tangan, dan mengerjakannya tiga kali.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Adapun memasukkan air ke dalam hidung dilakukan dengan tangan kanan dan dikeluarkan dengan tangan kiri, sebagaimana yang dikatakan Abdu Khair:
“Kami sedang duduk-duduk melihat Ali berwudhu. Beliau memasukkan tangannya yang kanan dan memenuhi mulutnya dengan air lalu berkumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya, kemudian mengeluarkannya dengan tangan kirinya, dan melakukannya tiga kali, kemudian berkata, ‘Barangsiapa yang senang melihat bersucinya Rasulullah e , maka inilah wudhunya.’” (Riwayat ad-Darimy dan Syaikh al-Albany menyatakan: sanadnya sahih).
Hendaknya memasukkannya dengan kuat, kecuali jika sedang berpuasa karena diperintahkan Rasulullah, beliau bersabda,
“Kuatkanlah dalam memasukkan air ke hidung, kecuali jika kamu berpuasa.” (Riwayat Abu Dawud, at-Tirmizdi, an-Nasai, dan Ibnu Majah).
Kelima:. Mencuci Wajah
Adapun batasan wajah yang harus dicuci adalah dari tempat tumbuh rambut kepala sampai bawah jenggot dan dagu, dan sampai pokok kedua telinga. Hal ini diwajibkan berdasarkan firman Allah I:
“Maka cucilah wajah kalian.” (Al-Maidah, 5:6).
Keenam. Menyeka-Nyeka Jenggot Dengan Air

Kemudian menyeka-nyeka jenggot berdasarkan hadits Utsman :
“Sesungguhnya Nabi menyeka-nyeka jenggotnya.” (Riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah ).

Ketujuh:. Mencuci Kedua Tangan Sampai Siku

Setelah itu, mencuci kedua tangan sampai siku sebagaimana yang difirmankan Allah I:
“Dan (cucilah) tangan-tangan kalian sampai siku.” (Al-Maidah, 5:6).
Dalam hal ini, siku masuk dalam pencucian tangan dengan dasar bahwa bermakna (bersama) dan juga hadits Abu Hurairah t ketika beliau mencontohkan wudhu Rasulullah :
“Aku melihat Abu Hurairah berwudhu lalu mencuci tangannya yang kanan sampai awal lengan atasnya.” (Riwayat Muslim).

Kedelapan: Membasuh Kepala dan Telinga

Setelah itu, membasuh semua bagian kepala dengan dalil firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 6. Adapun caranya adalah dengan mengambil air lalu mengusapkannya dari dahi dan dibawa ke tengkuk kemudian dibawa lagi ke depan ke dahi kembali, kemudian dipakai untuk mengusap telinga dengan cara memasukkan kedua jari telunjuk ke kedua telinga dan kedua jari jempol mengusap bagian luar telinga. Dalilnya adalah:
Hadits dari Abdullah bin Zaid:
“Sesungguhnya Nabi membasuh kepalanya dengan kedua tanganya lalu membawanya ke depan dan ke belakang, beliau memulai dari permulaan kepala (dahi) kemudian membawanya ke tengkuknya, kemudian mengembalikannya ke tempat yang semula.”(Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Hadits dari Abdullah bin Amr:
“Kemudian Rasulullah r mengusap kepalanya dan memasukkan kedua jari telunjuknya ke kedua telinganya dan kedua jempolnya mengusap bagian luar telinganya.” (Riwayat Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Kesembilan: Mencuci Kedua Kaki Sampai Mata Kaki
Kemudian mencuci kaki sampai mata kaki sebagaiman firman Allah I dalam surat Al Maidah ayat 6.
Di sadur secara bebas dari
Majalah As-Sunnah edisi 12-15 tahun II
http://www.ustadzkholid.wordpress.com
Bersumber dari satu kitab
Sifat Wudhu Nabi Shallallahu’alaihiwasallam
Penulis: Fahd bin Abdurrahman Asy Syawib

Artikel Terkait by Categories



Widget by Uda3's Blog
Bagikan

Sorotan

tinggalin jejak kalian